KISAH GABBY DAN SI PUSSY

Hai,namaku Ega! umurku 12 th.aku adalah anak sulung dari 2 bersaudara, jadi aku mempunyai seorang adik perempuan yg bernama Gabby,ia berumur 11 th.perbedaan umur kami sangat dekat ya? Apalagi Gabby sangat mirip denganku, sehingga kalau melihat kami dari belakang pasti disangka kembar!

Biarpun wajah dan tinggi kami sama, sifat kami berbeda loh! Kata mama sifatku lebih pendiam,tdk suka bermain diluar rumah & hobbyku adalah membaca. Sedangkan Gabby justru kebalikannya. Ia sangat ingin tahu, suka bersepeda, & hobbynya tentu saja main! Tapi dibalik itu semua Gabby tetap adikku yg manis.
Oh, ya, kami mempunyai seekor kucing yg lucu sekali. Namanya Pussy. Memang, sih,Pussy hanya kucing kampung biasa tapi banyak orang yg sayang padanya. Bulu halus, bersih,berwarna coklat & putih,badannya gemuk,ekornya panjang,mata bulat berwarna kuning kehijau-hijauan. Manis bukan? Bahkan Gabby pernah berkata jika ada kontes kucing kampung pasti pemenangnya Pussy. Mau tahu semua tentang Pussy? Tanyakan saja pada Gabby! Makanya jangan heran kalau Gabby selalu memamerkan Pussy pada teman-temannya.
Pussy memang kucing yg manis tetapi ia memiliki kekurangan. Mau tahu kekurangannya? Pussy tidak bisa memanjat. Lucu ya? Masa kucing tidak bisa manjat, tapi itulah Pussy. Gabby sangat tidak terima dengan kekurangan Pussy. Dengan telaten Gabby mengajari Pussy memanjat. Nah,aku punya pengalaman lucu soal itu!
Setiap hari Gabby selalu meluangkan waktunya untuk Pussy. Sebelum main sepeda bersama teman-temannya, Gabby pasti bermain dengan Pussy. Mama tidak pernah melarang Gabby untuk bermain, tetapi begitu pukul 17.30, Gabby sudah harus ada di rumah untuk belajar. Gabby tidak pernah melanggar peraturan itu. Kalau aku lebih suka menghabiskan waktu luangku untuk membaca.
Sore itu tidak seperti biasanya, Gabby menuntun sepedanya & membawa Pussy dikeranjangnya
“Lo,Gab,kok,Pussy diajak. Memang mau main kemana?” Tanya Mama yg sedari tadi mengawasi tingkah Gabby.
“Kerumah Nelly,Ma! Nelly punya kucing yg jago manjat. Gabby mau bawa Pussy biar ketularan kucingnya Nelly!”
“Gabby…Gabby ada-ada saja kamu ini! Kalau Pussy berkelahi dengan kucingnya Nelly bagaimana?” Kata mama yg sedari tadi tidak bisa menahan tawa.
“Yah, Mama,kok gitu, sih! Dukung Gabby,dong, Ma! Biar Pussy bisa manjat. Masa Pussy diharap bertengkar dengan kucingnya Nelly!”
“Iya,deh, Mama minta maaf. Habisnya kamu ada-ada aja! Ok,semoga berhasil,ya!” Mama menepuk bahu Gabby sambil menahan tawa.
Baru kali ini Gabby melanggar peraturan. Sudah pukul 18.00 Gabby belum pulang. Mama mulai khawatir. Jangan-jangan dugaan Mama benar,Pussy bertengkar dengan kucingnya Nelly. Terus dia lari entah kemana & Gabby mencarinya sampai lupa waktu.
“Ega, susul Gabby ke rumah Nelly! Jangan-jangan, Pussy hilang & adikmu mencarinya hingga lupa waktu.”
Aku mengangguk.Aku juga cemas sekali. Kalau dugaan Mama benar, Gabby pasti sedih sekali. Bahkan seluruh isi rumah juga sedih! Gabby sih aneh-aneh masa kucing di suruh belajar memanjat dari kucing lain.
Rumah Nelly berjarak 3 blok dari rumah kami. Rumah Nelly memiliki halaman yg luas & ditanami pohon buah-buahan. Mungkin karena itu kucing jago memanjat.Tidak seperti Pussy,soalnya dirumah kami hanya ada tanaman didalam pot,sehingga Pussy tidak bisa berlatih.
Aku heran begitu sampai dirumah Nelly. Padahal ada 3 sepeda yg parkir didepan rumahnya & salah satunya sepeda Gabby! Aku langsung turun & membunyikan bel. Tapi tidak ada yg membukakan pintu gerbang. Tentu saja perasaanku tidak enak. Aku segera menuju halaman belakang rumah Nelly. Belum sampai ke pintu belakang rumah Nelly aku mendengar suara Gabby & teman-temannya berteriak panik. Perasaanku jadi tambah tidak enak. Jangan-jangan….
Apa yg kulihat sungguh menggelikan! Gabby berada dipohon mangga yg tinggi. Wajah tampak pucat sementara Pussy ada di gendongannya.
“Ayo turun, Geb! Pussy dilempar ke bawah, aku tangkap,deh!” Suara teman-teman Gabby terdengar tak kalah hebohnya.
Dari dahan pohon mangga yg tinggi, Gabby pasti dapat melihatku & ia pun mulai berteriak-teriak, “Mbak Ega, Pussy bisa manjat tapi tidak bisa turun.Gabby susul,sekarang Gabby yg tidak bisa turun, nih!”
Tawaku hampir meledak,tapi sebisa mungkin aku tahan.Habisnya aku tidak tega melihat wajah Gabby yg pucat di atas sana!
Teman-teman Gabby berhamburan membukan pintu & berlomba-lomba menceritakan kejadian yg menimpa Gabby kepadaku. Aku kemudian berhasil meyakinkan Gabby kalau Pussy tidak akan patah tulang kalau dilempar dari atas Akhirnya Gabby melakukannya sambil menangis & memejamkan matanya. Dengan rasa takut yg tak kalah dari Gabby, kami pun berhasil menangkap Pussy!
“Sekarang Gabby berani turun,kan?” Gabby manggut-manggut. Pelan-pelan, adikku turun dari pohon mangga yg tinggi. Baju Gabby sangat kotor & dipenuhi bulu-bulu Pussy disana-sini.
“Ayo pulang! Mama sudah menunggumu dari tadi.” Kataku sambil tertawa-tawa.Ia langsung menggendong Pussy, mengelusnya dengan sayang & memasukannya kekeranjang
“Nelly, teman-teman, aku pulang dulu, ya! Maaf merepotkan kalian. Nel, makasih,ya kucingku jadi bisa manjat pohon!” ujar Gabby. Teman-teman Gabby mengangguk
Sampai di rumah, Mama sudah menunjukan wajah marahnya. Tapi aku yakin, wajah marah Mama akan hilang begitu mendengar cerita Gabby! Benar, saja, Mama tertawa sampai hampir menangis waktu mendengar cerita Gabby. Aku juga! Sedangkan Gabby hanya menundukan kepalanya.
“Jadi Mama benar, kan? Pussy berkelahi dengan kucingnya Nelly!”
“Iya, Ma! Terus Pussy tiba-tiba saja berlari & memanjat pohon mangga Nelly yg tinggi .Aku jadi cemas, Ma! Mana Pussy disana diam saja & mengeong ketakutan.”
“Makanya Gabby ikut memanjat untuk mengambil Pussy. Sampai di dahan yg tinggi, Gabby baru sadar, kok, bisa, ya, memanjat pohon setinggi ini?”
Gabby menganggukan-angguk mengiyakan kalimat Mama
“Aduh…aduh! Jadinya bukan hanya Pussy saja, yg, belajar manjat! Eh, Gabby ikutan juga, tidak mau kalah sama kucingnya!” Mama sekali lagi tidak bisa menahan tawa
“Sudah, dong, Ma! Mbak Ega ikut-ikutan menertawai Gabby! Yg penting kan, sekarang Pussy bisa manjat & tidak kalah dari kucing-kucing lain!”
“Iya…iya! Jadi sekarang Gabby puas, dong, ternyata Pussy bisa manjat juga. Apalagi bisa manjat bareng di pohon mangga yg tinggi!”
“Mama!” akhirnya teriakan Gabby terdengar juga. Mama & aku masih tertawa-tawa, sementara Pussy dengan manja mengintari kaki Gabby. Gabby…Gabby

Comments :

0 komentar to “KISAH GABBY DAN SI PUSSY”