CITRA DIRI DAN PENDIDIKAN ANAK

Oleh Suparlan *)

Otak seorang anak kecil adalah sehelai kertas kosong yang polos, kemudian setiap orang dan pengalaman yang mampir dalam hidupnya meninggalkan sebuah tanda di atasnya. Bagi seorang dewasa, yang terdapat dalam benaknya adalah jumlah total dari apa saja yang dia pelajari, dia rasakan, dan dia alami sepanjang perjalanan hidupnya

(Biran Tracy)

Buku itu ternyata telah terbit cukup lama. Tahun 2003. Buku bertajuk Change Your Thinking, Change Your Life: How to Unlock Your Full Potential for Success and Achievement karangan Brian Tracy itu telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Kaifa pada tahun 2005. Ternyata penulis juga telat membacanya. Tak apalah. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali.

Salah satu yang sangat membekas dan menarik dari isi buku itu adalah yang akan tulis dalam artikel ini, yakni tentang citra diri atau self image. Sebagai orangtua, dan sekaligus sebagai mantan guru serta mantan kepala sekolah, rasanya pemahaman penulis tentang hal ini sangatlah masih setipis kulit bawang. Sungguh, penulis merasakan itu.

Memang, sejak bersekolah di lembaga pendidikan guru, kita telah belajar tentang teori tabula rasa dari David Hume, yang sangat dekat dengan teori fitrah dalam Islam. Tabula rasa atau fitrah itulah yang kemudian dibentuk melalui pendidikan dan pengalaman dengan membangun citra diri (self image). Jika orang tua atau para guru dan lingkungan kita mampu membangun citra diri bagi anak-anak dan cucu kita bagi generasi muda bangsa kita dengan baik, maka berhasillah dibentuk sosok manusia yang baik pula. Jika tidak demikian, maka yang dihasilkan adalah sebaliknya. Proses pembangunan manusia pada hakikatnya pembangunan pikiran atau mindanya. Mengubah mindsetnya agar dapat membangun citra dirinya.

Comments :

0 komentar to “CITRA DIRI DAN PENDIDIKAN ANAK”